Sabtu, 14 November 2009

ADA

"Seine River Sunset"




ADA

Ada mu ntah dimana, aku tak tau
Tapi, Sungai Seine membawa bayangmu bersama alirnya,
Ranting oak membisikkan suaramu bersama deraknya,
Angin utara meniupkan nafasmu yg bersenandung harmoni dengan nafasku.





"Ketika aku benar2 merindukan sosok perempuan bersama harapan yang mulai memudar"


Kamis, 12 November 2009

Ketika Harapan Memudar

"...Dia memang bukan pacar ku, apalagi istriku. Bukan kawan. Dia bukan siapa. Tapi kami tau kalau kami saling memiliki satu sama lain..."


Aaahhh...
Cerah benar pagi ini. Pemandangan kontras sekali dibandingkan tadi malam. Pagi ini matahari mulai mengintip di ufuk timur. Dia siap untuk menghempaskan panasnya siang nanti. Di saat seperti ini nikmat sekali bila dilalui sambil menghirup segelas kopi panas. Terlebih lagi jika ada "dia" di sini saat ini.

Baiklah kawan, setidaknya ku ceritakan sedikit tentang "dia". Perempuan yang ku kenal beberapa bulan lalu. Perempuan yg sanggup menempatkan dirinya di hatiku, sehingga seluruh lerung dipenuhi olehnya. Sampai2 aku sendiri kebingungan mencari tempat untukku sendiri di hatiku.

Ya perempuan itulah yg selama beberapa bulan ini mengisi kehidupan asmaraku. Dia memang bukan pacar ku, apalagi istriku. Bukan kawan. Dia bukan siapa. Tapi kami tau kalau kami saling memiliki satu sama lain. Aneh? Ya mungkin buat sebagian orang ini aneh. Tapi buat binatang seperti ku tidak. Bukankah seekor binatang selalu menjalin indahnya cinta tanpa ada yg mewadahi? Tidak perlu itu yang namanya wadah perkawinan atau apa pun itu yang kalian sebut kawan. Toh, perkawinan tidak menjamin kebersamaan cinta seumur hidup. Setuju?

Tapi itulah kawan. Meskipun begitu binatang juga tak setia. Dia berganti pasangan sesukanya. Tapi tidak, aku tidak menyebut perempuan itu bertingkah seperti binatang yang aku sebutkan. Tidak sama sekali. Hanya saja perempuan itu telah menemukan laki2 yang tepat untuknya, mungkin. Saat cinta telah terpisahkan oleh jarak. Apalagi yang bisa ku perbuat. Ya, jarak memang suatu halangan yang teramat sangat sulit dikalahkan. Persetan para pujangga itu mengeluarkan berbagai "fatwa" manis nya. Toh, pada kenyataannya jarak tetap menjadi penghalang dua hati untuk bersatu. Banyak kasus kawan. Aku salah satunya.

Dan di saat seperti ini. Aku yang nyaris kehilangan segalanya, benar2 merindukannya. Merindukan hadirnya sosok perempuan itu. Tapi aku tau aku tak bisa berbuat apa2. Yang bisa aku lakukan hanya mengikhlaskan, serta menaruh harapan yang sangat untuk kebahagiannya.

And how I miss someone to hold, when hope begins to fade...
Dan Bagaimana aku merindukan perempuan, bersama harapan yang mulai memudar...



AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

"Sapardi Djoko Damono"



Senin, 09 November 2009

Cerahnya Pagi

Pagi ini, masi belum tidur juga dari malam. Rutinitas begadang yg uda seminggu ini berjalan. (hahaahahaha) Menemani seorang teman yg curhat tentang hubungannya. Sangat komplikasi. Walaupun ngantuk uda mulai menyerang, tp ditahan de demi yg namanya persahabatan. Apalagi siy yg seorang binatang seperti aku punya selain persahabatan? Mungkin bagi segelintir orang persahabatan tidak berarti apa2. Tapi buat aku, orang yg nyaris kehilangan banyak kebanggaan, persahabatan merupakan satu2nya kebanggan, semurni emas (halah...lebay!!). Ditemani secangkir kopi pengusik kantuk, sambil terus mendengarkan si teman bercerita.

Tapi satu ingatan melayang ke masalah hubungan aku. Hubungan yg sangat komplikasi. Mungkin orang2 yg hanya tau luar ceritanya menganggap itu biasa saja. Tapi buat aku, kisah hubungan ku lebih rumit dari apa pun. Lebih rumit dari benang yang kusut, kebih pedih dari cerita cinta Romeo dan Juliet. Tapi maaf kawan, aku tidak akan bercerita masalah hubunganku. Dikhawatirkan nanti akan ada banyak pihak yang tersinggung. Dan tentunya akan menggangu kemaslahatan ummat. hahahahahaha...

Yah, pokonya aku hanya ingin mengucapkan selamat pagi buat kawan2 semua. Semoga di hari baru ini kehidupan kawan2 akan lebih baik.


catatan segelas kopi hangat,


Jatinangor, 09112009

Puisi Soe Hok Gie



Saat teringat dengan sebuah puisi karya Soe Hok Gie. Sebuah puisi yg benar2 membuat saya bergetar. Puisi yg begitu kental isinya dengan cinta.


Sebuah Tanya


“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”


Soe Hok Gie


Soe Hok Gie yg keturunan Cina, tapi sangat mencintai Indonesia. Soe Hok Gie yang dengan naluri kebinatangannya yang sarat cinta.